Dalam kondisi yang tidak pasti. Aslina mengaku banyak melihat orang-orang yang mengapung dan minta tolong. Karena sudah tak kuasa dengan kondisinya yang hanyut, dan terlepas dari kedua anaknya.
"Saya sudah pasrah dan berdoa selamatkan anak saya Tuhan. Tapi tidak tahu kenapa, saya yang seperti berada di dunia lain. Tiba-tiba terjaga dari pingsan oleh suara dan tangan Al Zakyandra yang begitu kuat menarik saya dari aliran air yang menghanyutkan kami bertiga. Ucapan Al saat itu "'Bunda… Bunda bangun'," kata Aslina dengan uraian air matanya yang membasahi pipinya.
Berselang berapa menit kemudian, saat air laut surut. Tiba-tiba ada mobil putih bersih sejenis toyota Avanza yang menghampiri kami bertiga.
"Sementara mobil yang penumpangnya tadi menendang kami ke aspal jalan itu saya lihat hanyut dihantam gelombang. Sementara mobil yang kami tumpangi, dan pengemudinya saya tidak tahu sama sekali bisa meluncur dengan selamat di antara mobil-mobil yang ada saat itu," kata kisah Aslina.
"Al atau Zaky dan Bintang kini masih trauma dengan pantai dan air laut. Bahkan, ia tidak mau minum air putih, selain susu. Itu terjadi Karena Al dan Bintang masih dalam kondisi trauma akibat minum air laut dan lumpur," kata Aslina.
Untuk sementara, lanjut, Aslina, dia dan keluarga mengungsi ke Kabupaten Luwuk lewat darat. Hal ini dilakukannya untuk pemulihan psikologi dia dan kedua anaknya.
"Rumah kami rusak tulang penyangganya, lantai keramik semua terangkat. Dan barang-barang semua berhamburan. Usai dari Luwuk saya beserta anak-anak akan ke Makassar ke rumah orangtua," kata Aslina.
BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA
Halaman Berikutnya